Jumat, 25 Oktober 2013

Pengaruh MAKALAH FISIKA MODERN TEORI RELATIVITAS KHUSUS DAN TEORI RELATIVITAS UMUM



MAKALAH

FISIKA MODERN


TEORI RELATIVITAS KHUSUS DAN TEORI RELATIVITAS UMUM
















OLEH :
·        WAHYUNI AMIR                       A1C4 10 104
·  
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Secara naluri, kita lebih suka percaya bahwa energi adalah energi sedangkan benda adalah benda, titik. Akan tetapi Einstein menemukan bahwa energi dan massa sesungguhnya adalah dua aspek berbeda tetapi dapat saling dipertukarkan untuk sesuatu yang secara universal sama, yang demi istilah lebih baik kita menyebutnya massa-energi. Persamaan Einstein yang kecil, sederhana tetapi menghebohkan ini merupakan rumus untuk menentukan berapa banyak energi setara dengan jumlah massa dan sebaliknya. Hal ini merupakan salah satu bagian kecil dalam teori Relavitasnya.
Teori Relativitas adalah sebutan untuk kumpulan dua teori fisika yaitu relativitas umum dan relativitas khusus. Kedua teori ini diciptakan untuk menjelaskan bahwa gelombang elektromagnetik (cahaya) tidak sesuai dengan teori gerakan Newton.Gelombang elektromagnetik dibuktikan bergerak pada kecepatan yang konstan, tanpa dipengaruhi gerakan sang pengamat. Inti pemikiran dari kedua teori ini adalah bahwa dua pengamat yang bergerak relatif terhadap masing-masing akan mendapatkan waktu dan interval ruang yang berbeda untuk kejadian yang sama, namun isi hukum fisika akan terlihat sama oleh keduanya.
Teori Relativitas Einstein adalah teori yang sangat terkenal, tetapi sangat sedikit yang kita pahami. Utamanya, teori relativitas ini merujuk pada dua elemen berbeda yang bersatu ke dalam sebuah teori yang sama: relativitas umum dan relativitas khusus. Theori relativtas khusus telah diperkenalkan dulu, dan kemudian berdasar atas kasus-kasus yang lebih luas diperkenalkan teori relativitas umum.
Untuk mengetahui dan memahami teori relativitas einstein, kami sajikan makalah ini.
B.   Rumusan masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah :
a.       Bagaimana konsep persamaan teori relativitas khusus ?
b.      Bagaimana penjabaran tentang teori relativitas umum serta pembuktian yang mendukung teorinya ?

BAB II
PAMBAHASAN

A.      Konsep – Konsep Persamaan Teori Relativitas Khusus

                 relativitas didasari pada  postulat einstein yang mengubah pemahaman klasik tentang relativitas. Pemahaman klasik tentang relativitas didasari konsep Galileo. Postulat einstein meskipun nampak aneh dan sulit dipahami , namun kenyataan eksperimen modern sesuai dengan postulat tersebut dan perkembangan teknologi modern saat ini didasari postulat tersebut
Dua postulat einstein :
·       Postulat relativitas : Hukum hukum fisika berlaku untuk setiap pengamat di dalam kerangka acuan yang inersial . Galileo mengasumsikan bahwa yang berlaku sama adalah hukum-hukum mekanika . Postulat einstein memperluas cakupan termasuk hukum-hukum elektromagnetik dan optik. yang sama bukan hasil pengukuran melainkan hukum- hukum fisikanya .
·    . Postulat kelajuan cahaya : laju cahaya dalam vakum adalah c dalam segala arah dan dalam semua kerangka acuan inersia. ini berarti terdapat nilai batas alami laju benda
               Eksperimen di CERN (Lab Fisika Partikel di Eropa ) pada tahun 1964 membuktikan postulat einstein tentang laju cahaya
       Jika dua kejadian terjadi pada lokasi yang sama dalam kerangka inersial, interval waktu antara kedua kejadian tersebut yang diukur menurut kerangka tersebut dinamakan proper time interval
Dinamakan parameter laju
 
 
Dilatasi waktu
 
Dinamakan faktor Lorentz
 






Panjang suatu objek dalam kerangka diam adalah panjang sebenarnya (proper lenght)  Lo.  Panjang benda dalam kerangka yang bergerak sejajar dengan panjang benda tersebut lebih kecil dari panjang sebenarnya.

 




Berlaku untuk segala laju
 
                              
Transformasi Lorentz tersebut menggunakan sistem koordinat empat dimensi, yaitu tiga koordinat ruang (x, y, dan z) dan satu koordinat waktu (t). Koordinat baru ditandai dengan tanda apostrof diucapkan “abstain,” seperti x’ dibaca “x-abstain.
Posisi dan interval waktu dari dua kejadian
Transformasi tersebut hanya untuk demonstrasi. Aplikasi dari persamaan tersebut akan ditangani secara terpisah. Bentuk √((1-v2/c2) sering muncul dalam relativitas sehingga dilambangkan dengan simbol yunani γ (dibaca gamma) dalam beberapa penyajian.
Relativitas kecepatan
Perlu diingat bahwa pada kasus v << c (u jauh lebih kecil dibandingkan c), maka v2/c2 akan menjadi sangat kecil sehingga di dalam bentuk akar akan menghasilkan nilai satu, maka nilai γ akan menjadi satu. Oleh karena itu, dilatasi ruang dan waktu menjadi sangat tidak berpengaruh untuk benda yang bergerak jauh dibawah kecepatan cahaya.
Konsekuensi dari Transformasi Lorentz
Relativitas khusus menghasilkan beberapa konsekuensi dari penggunaan Transformasi Lorentz pada kecepatan tinggi (mendekati kecepatan cahaya). Diantaranya adalah :
·           Dilatasi waktu (termasuk “paradok kembar” yang terkenal)
·           Konstraksi panjang
·       Transformasi kecepatan
·           Efek doppler relativistk
·           Simultanitas dan sinkronisasi waktu
·           Momentum relativistik
·           Energi kinetik relativistik
·           Massa relativistik
·           Energi total relativistik
Efek Doppler Untuk Cahaya
       Efek doppler untuk gelombang mekanik bergantung pada kecepatan sumber dan pengamat (detektor) relatif terhadap medium .
Untuk gelombang elektomagnetik efek dopplernya hanya bergantung pada kecepatan relatif antara sumber dan detektor
fo : frekuensi yang diamati oleh pengamat yang diam terhadap sumber
f  : frekuensi yang diamati oleh pengamat yang bergerak dengan     kecepatan v menjauh terhadap sumber
 


                                                                                               
       Untuk gerak dengan laju rendah  maka bagian akar dapat diekspansikan dalam deret pangkat
          Dalam persoalan astronomi konsep efek doppler mendasari analisa tentang kecepatan sumber radiasi EM (misalnya bintang atau galaksi )
          Misalkan untuk keadaan dengan  β kecil, maka :

B.     Penjabaran Teori Relativitas Umum Tentang Gravitasi
Pada bentuk yang sederhana, dan menghilangan matematika yang kompleks, Einstein menemukan hubungan antara kelengkungan ruang-waktu dengan kerapatan massa-energi:
(Kelengkungan ruang-waktu) = (kerapatan massa-energi)*8µG/c4
Persamaan tersebut menunjukkan hubungan secara langsung, proporsional terhadap kontanta. Kontanta gravitasi G, berasal dari hukum Newton untuk gravitasi, sementara ketergantungan terhadap kecepatan cahaya, c, adalah berasal dari teori relativitas khusus. Dalam kasus nol (atau mendekati nol) (yaitu ruang hampa), ruang-waktu berbentuk datar. Gravitasi klasik adalah kasus khusus untuk manifestasi gravitasi pada medan gravitasi lemah, dimana bentuk c4 (denominator yang sangat besar) dan G (nilai yang sangat kecil) membuat koreksi kelengkungan kecil.
Untuk analogi relativitas umum, pertimbangkan bahwa kamu membentangkan sebuah seprai atau suatu lembaran yang datar dan elastik. Sekarang kamu meletakkan sesuatu dengan berat yang bervariasi pada lembaran tersebut. Jika kita menempatkan sesuatu yang sangat ringan maka bentuk seprai akan sedikit lebih turun sesuai dengan berat benda tersebut. Tetapi jika kita meletakkan sesuatu yang berat, maka akan terjadi kelengkungan yang lebih besar.
Asumsikan terdapat benda yang berat berada pada lembaran tersebut, dan kamu meletakkan benda lain yang lebih ringan di dekatnya. Kelengkungan yang diciptakan oleh benda yang lebih berat akan menyebabkan benda yang lebih ringan "terpeleset” disepanjang kurva ke arah kurva tersebut, karena benda yang lebih ringan mencoba untuk mencapai keseimbangan sampai pada akhirnya benda tersebut tidak bergerak lagi (dalam kasus ini, tentu saja terdapat pertimbangan lain, misalnya bentuk dari benda tersebut, sebuah bola akan menggelinding, sedangkan kubus akan terperosot, karena pengaruh gesekan atau semacamnya).
Pembuktian Relativitas Umum
Semua temuan-temuan relativitas khusus juga mendukung relativitas umum, karena teori-teori ini adalah konsisten. Relativitas umum juga menjelaskan semua fenomena-fenomena mekanika klasik, yang juga konsisten. Selain itu, beberapa temuan mendukung prediksi unik dari relaivitas umum:
  • Presisi dari perihelion Merkurius
  • Pembelokan gravitasi cahaya bintang
  • Pelebaran alam semesta (dalam bentuk konstanta kosmologis)
  • Delay dari gema radar
  • Radiasi Hawking dari black hole
Prinsip-Prinsip Fundamental dari Relativitas
·            Prinsip umum relativitas: Hukum-hukum fisika harus sama untuk setiap pengamat, terlepas dari mereka dipercepat atau tidak.
  • Prinsip kovarian umum: hukum-hukum fisika harus memiliki bentuk yang sama dalam semua sistem koordinat.
  • Gerak Inersia adalah gerak geodesik: Garis dunia dari partikel yang tidak terpengarus oleh gaya-gaya (yaitu gerak inersia) adalah bakal waktu atau null geodesik dari ruang waktu. (ini berarti tangen vektornya negatif atau nol.)
  • Invarian lokal Lorentz: aturan-aturan dari relativitas khusus diaplikasikan secara lokal untuk semua pengamat inersia.
  • Lengkungan ruang-waktu: seperti yang dijelaskan oleh persamaan medan Einstein, lengkungan ruang dan waktu, sebagai responnya terhadap massa, energi, dan momentum menghasilkan pengaruh gravitasional yang dilihat sebagai bentuk gerak inersia.
Prinsip ekuivalensi, di mana Albert Einstein menggunakannya sebagai titik awal untuk relativitas umum, membuktikan konsekuensinya terhadap prinsip-prinsip tersebut.



BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
     Kesimpulan pada makalah ini adalah relativitas didasari pada  postulat einstein yang mengubah pemahaman klasik tentang relativitas. Pemahaman klasik tentang relativitas didasari konsep Galileo.
Pada bentuk yang sederhana, dan menghilangan matematika yang kompleks, Einstein menemukan hubungan antara kelengkungan ruang-waktu dengan kerapatan massa-energi:
(Kelengkungan ruang-waktu) = (kerapatan massa-energi)*8µG/c4
B.        Saran
            Mengingat Makalah ini belum terlalu spesifik membahas persamaan-persamaan tentang teori relativitas, sehingga dapat di perdalam lagi dengan mencaripada sumber-sumber  pengetahuan lain dari internet ,buku,dls .






DAFTAR PUSTAKA
http://nenysmadda.ucoz.org/news/teori_relativitas_khusus/2011-01-18-99
Gambaran Umum Teori Relativitas Einstein _ Kurniafisika  Sebuah Blog Pribadi.html
www.fisika-modren-relativitas-khusus.html

Selasa, 08 Oktober 2013

resin penukar ion praktikum

RESIN PENUKAR ION

I.       A.  Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini yaitu antara lain :

a.       Dapat mengetahui dan memahami teknik pemisahan dengan metode resin penukar ion

b.      Dapat menentukan kapasitas resin penukar ion

c.       Dapat melakukan pemisahan ion logam Zn dan Mg dalam larutan campuran dengan teknik resin penukar ion.

B.  Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan dalam praktikum ini yaitu melakukan pemisahan dengan teknik resin penukar ion berdasarkan pada jumlah gugus ion yang dapat dipertukarkan yang terkandung dalam setiap gram bagian resin tersebut.

II.    Teori

Di tahun 1935 Adam dan Holmes membuat resin sistesis pertama dengan hasil kondensasi asam sulfonat fenol dengan formaldehid. Semua resin-resin ini memiliki gugusan reaktif ─OH, ─COOH, ─HSO3 sebagai pusat-pusat pertukaran. Gugusan fungsional asam (atau basa) suatu resin penukar ditempati oleh ion-ion dengan muatan berlawanan. Ion yang labil adalah H+ pada penukar kation.. resin dengan gugusan sulfonat atau amina kuartener adalah terionisasi kuat, tidak larut dan sangat reaktif. Resin-resin demikian dengan gugusan yang terionisasai kuat seperti HSO3 , R3NH disebut sebagai penukar kuat, sedangkan gugusan ion yang terionisasi secara parsial seperti > COOH, ─OH, dan NH2 dikenal sebagai resin penukar yang lemah. Tingkat ionisasinya dapat diketahui dengan mentitrasi resin dengan menggunakan basa (Khopkar, 2003).

Resin penukar ion dapat didefinisi sebagai senyawa hidrokarbon terpolimerisasi, yang mengandung ikatan hubung silang (crosslinking) serta gugusan-gugusan fungsional yang mempunyai ion-ion yang dapat dipertukarkan. Sebagai zat penukar ion, resin mempunyai karakteristik yang berguna dalam analisis kimia, antara lain kemampuan menggelembung (swelling), kapasitas penukaran dan selektivitas penukaran. Penggunaannya dalam analisis kimia misalnya untuk menghilangkan ion-ion pengganggu, memperbesar konsentrasi jumlah ion-ion renik, proses deionisasi air atau demineralisasi air, memisahkan ion-ion logam dalam campuran dengan kromatografi penukar ion (Mahmudi, 2008).
IV.   Hasil Pengamatan

A.    Data Pengamatan

1.      Penentuan Kapasitas Resin Penukar Anion

Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.  Resin penukar anion dipanaskan selama 15 menit
2.  1 gram resin kering + air suling
3.  Resin ditetesi dengan NaNO3 0,25 M melalui corong pisah
4.  Ditampung dalam erlenmeyer
5.  Dititrasi dengan larutan standar AgNO3 + indikator kromat
Resin kering


Sampel menetes melewati kolom resin dan menjadi efluen yang akan ditirasi

Larutan berwarna bening, setelah dititrasi terdapat endapan Ag2CrO4 yang berwarna putih. Volume AgNO3 yang diperlukan 6,2  mL.



           Reaksi yang terjadi

Na+   NO3-



OH-   H+

R+ OH+  Na+ NO3                R+ NO3-  +  Na+ OH- (efluen)

2NaOH  +  K2CrO4                 Na2CrO4  +  2KOH

Na2CrO4  +  AgNO3                Ag2CrO4    +  NaNO3

                                                                                Endapan
Penentuan Kapasitas :

C  =

     =    =  3,1 g/ml

2.      Pemisahan ion logam Zn dan Mg dalam campuran

-          Penentuan konsentrasi Zn

Perlakuan
Pengamatan
1.  25 ml efluent diencerkan menjadi 100 ml
2.  Ditambah buffer pH 10 (2 ml)
3.  Ditambah indikator EBT
4.  Dititrasi dengan larutan standar EDTA 0,1 M


Larutan berwarna bening
Larutan berwarna merah anggur
Larutan berwarna biru

-          Penentuan konsentrasi Mg

Perlakuan
Pengamatan
1.    25 ml efluen diencerkan menjadi 100 ml dengan aquades
2.    Ditambah buffer pH 10 (2 ml)
3.    Ditambah 2 tetes indikator EBT
4.    Dititrasi dengan larutan standar EDTA 0,1 M


Larutan berwarna bening
Larutan berwarna merah anggur
Larutan berwarna biru



EDTA dapat berkoordianasi dengan sebuah logam melalui gugus dan nitrogen dan 4

a.       Zn
1 mol EDTA      =  1 mol Zn
(M.V) EDTA     =   (M.V) Zn2+
0,1 x  24 ml       =  MZn x 25 ml
 M Zn         =  0, 096 M
a.       Zn
1 mol EDTA      =  1 mol Zn
(M.V) EDTA     =   (M.V) Zn2+
0,1 x  24 ml      =  M Zn  x  25 ml
        M Zn         =  0, 096 M


C.  Pembahasan

Istilah pertukaran ion secara umum diartikan orang sebagai pertukaran dari ion-ion bertanda muatan listrik sama, antara suatu larutan dan suatu badan (bahan) yang padat serta sangat tidak dapat larut, di mana larutan itu bersentuhan, zat padat itu harus mempunyai struktur molekul dan terbuka, dan permeabel.

Resin penukar ion adalah suatu senyawa polimer tinggi organik dimana terdapat gugusan fungsional yang mengandung ion-ion yang dapat ditukar. Kalau ion yang dapat ditukar itu adalah kation, maka resin disebut resin penukar kation (cation exchange resin), tetapi bila yang dipertukarkan adalah anion, maka disebut resin penukar anion (cation exchange resin).

Bahan resin penukar ion merupakan suatu jaringan hidrogen tiga dimensi yang lentur dan mengikat sejumlah besar gugus yang dapat diionkan. Dan jaringan hidrokarbon yang banyak digunakan saat ini adalah hasil kopolimerisasi antara stirena dan divinilbenzena, polimer yang dihasilkan mempunyai ketahanan terhadap oksidasi dan reduksi serta tahan terhadap goncangan mekanik. Maka berdasarkan hal tersebut untuk menentukan kapasitas resin penukar ion pada percobaan ini, resin penukar ion yang digunakan harus cukup terangkai silang sehingga kelarutannya dapat diabaikan, harus cukup hidrofilik sehingga memungkinkan difusi ion-ion melalui struktur dengan laju yang terukur dan berguna, resin menggunakan cukup banyak gugus penukaran ion yang dapat dicapai dan harus stabil, dan resin yang sedang mengembang harus lebih besar rapatannya dari pada air.

Kapasitas pertukaran ion total dari suatu resin bergantung pada jumlah total gugus-gugus aktif ion persatuan bobot bahan dan semakin banyak jumlah ion-ion itu, maka kapasitasnya semakin besar. Kapasitas total pertukaran ion biasanya dinyatakan sebagai mili-ekuivalen per gram penukar ion.

Pada percobaan penentuan kapasitas penukar ion dengan penukar anion digunakan resin anion berbentuk zeroit 225 dalam bentuk klorida. Mula-mula resin dimasukan dalam kolom resin dan kemudian ditambahkan air suling (aquades) setinggi 1 cm di atas permukaan resin penambahan air ini bertujuan agar resin mengembang sehingga ion yang berada pada resin akan diaktifkan dan mudah dipertukarkan dengan ion lawan. Resin bersifat hidrofilik (menyukai air) sehingga ion-ion pada resin akan bergerak bebas dalam pori-pori yang terisi air.

Penambahan eluent pada kolom melalui corong pisah harus sama kecepatan penetesan kolom resin (influent) yaitu dengan kecepatan 2 ml per menit. Hal ini bertujuan agar mendapatkan proses pertukaran ion yang efektif karena laju alir mempengaruhi proses ini. Jika keduanya memiliki kecepatan alir yang yang berbeda maka akan berpengaruh terhadap konsentrasi effluennya sehingga hasil yang diperoleh kurang efektif. Dan  jika laju alir eluent lebih lambat dari pada laju alir influent maka cairan yang berada dalam kolom resin akan turun ke bawah dan resin akan mengering. Hal ini tidak bisa dibiarkan terjadi karena jika resinnya kering maka ion-ion yang terdapat pada resin tidak dapat dipertukarkan dengan ion-ion pada efluen karena akan memberi peluang masuknya gelembung-gelembung udara ke dalam kolom sehingga proses pertukaran menjadi tidak efektif.

Namun kecepatan aliran efluen menjadi kendala dalam percobaan ini. Saat terjadi proses elusi, cairan yang berada dalam kolom resin dikeluarkan dengan kecepatan tertentu yang berpengaruh pada pengikatan kation oleh resin. Ketepatan mengatur kecepatan aliran efluen 2 tetes/detik sulit dilakukan, sehingga menyebabkan ketidakakuratan dalam melakukan hasil yang diperoleh.

Eluen (NaNO3) dijadikan sebagai umpan, pada saat dialirkan ke dalam kolom resin terjadi gaya difusi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah mampu mendorong ion-ion OH- yang terkandung pada permukaan resin, sehingga resin penukar anion dapat mempertukarkan ion-ion OH- dengan anion-anion lain secara ekivalen. Pada perlakuan ini resin penukar anion ditambahkan larutan standara AgNO3 sehingga kesetimbangan bergeser dimana komplek anion terurai menjadi kationnya kembali sehingga lepas dari resin. Di mana efluen yang diidentifikasi dengan penambahan indikator kalium kromat diperoleh larutan berwarna bening dan setelah dititrasi menghasilkan endapan AgNO3 yang berwarna putih dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

2R+ Cl-  +  NaNO3                 2R+ NO3- +  NaCl

Dan berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh kapasitas resin penukar anion adalah sebesar 1,5 mek/gram.

Pada penentuan kapasitas resin kation digunakan Na2SO4 sebagai eluen yang dialirkan melalui corong pisah. Eluen ini akan mengalami pertukaran ion dengan resin, dimana yang dipertukarkan adalah ion positifnya. Dan setelah semua effluent diperoleh, selanjutnya dititrasi dengan larutan basa, dalam hal ini digunakan NaOH 1 M, yang sebelumnya telah ditambahkan dengan indicator PP. Dititrasi dengan basa karena effluent yang dihasilkan merupakan suatu asam kuat yaitu H2SO4. Dan setelah dititrasi maka kapasitas resin dapat ditentukan. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh kapasitas resin penukar kation sebesar 1,6 mek/gram, dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

R-H+ + Na2SO4               R-Na+ + H2SO4

Pada percobaan terakhir yaitu pemisahan ion logam Zn dan Mg dalam campuran.  Ketika 25 ml efluen diencerkan menjadi 100 ml dan ditambah buffer pH 10 maka akan menghasilkan larutan berwarna bening dan kemudian ditambah indikator EBT menghasilkan larutan berwarna merah anggur. Dan setelah dititrasi dengan larutan standar EDTA larutan berwarna biru. Pada saat dielusi ulang antara logam Zn dan Mg diketahui bahwa yang akan keluar sebagai effluent terlebih dahulu adalah logan Mg, dan yang tertinggal atau yang masih terikat pada resin yaitu logam Zn. Hal ini terjadi karena didasarkan kereaktifan dari masing-masing logam. Dimana diketahui bahwa logam Mg lebih reaktif dari pada logam Zn. Sehingga Mg akan bereaksi terlebih dahulu dengan eluen. Dan selanjutnya Zn dielusi ulang setelah Mg terelusi. Pada percobaan ini dipeoleh konsentrasi logam Zn adalah 0,096 M sedangkan konsetrasi logam Mg adalah 0,094 M

V.    Kesimpulan

Berdasarkan tujuan, hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1.      Resin penukar ion merupakan polimer tinggi organik yang mengandung gugus-gugus fungsional ionik dan merupakan salah satu metode pemisahan zat di mana terjadi penggantian suatu ion yang terikat pada resin dengan ion lain.

2.      Kapasitas resin penukar anion yang diperoleh adalah sebesar 1,5 mek/gram dan kapasitas resin penukar kation sebesar 1,6 mek/gram.

3.      Konsentrasi logam Zn yang diperoleh adalah 0,096 M sedangkan konsentrasi logam Mg adalah 0,094 M.

DAFTAR PUSTAKA

Antara, I.K. et al. 2008. Kajian Kapasitas Dan Efektivitas Resin Penukar Anion Untuk Mengikat Klor Dan Aplikasinya Pada Air. FMIPA Universitas Udayana. Bukit Jimbaran. Jurnal Kimia 2 (2), Juli 2008 : 87-92



Bahti H. 1998. Kromatografi. Universitas Padjajaran : Bandung.



Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI – Press. Jakarta.