Selasa, 08 Oktober 2013

REFRAKTOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK II

REFRAKTOMETRI 
WAHYUNI AMIR       ( A1C410104)

REFRAKTOMETRI

Abstrak : Telah dilakukan praktikum refraktometri dengan tujuan dapat memahami prinsip kerja refraktometer, dapat menentukan konsentrasi suatu larutan gula melalui kurva kalibrasi. Metode yang digunakan adalah pemanfaatan refraksi cahaya ( pembiasan cahaya). Dari hasil praktikum diperoleh kurva kalibrasi konsentrasi dan indeks bias larutan gula diperoleh persamaan n = 0.624 C + 8.5377. dengan mengaplikasikan persamaan tersebut indeks bias sampel yang mengandung glukosa dapat dihitung yaitu dengan konsentrasi larutan sampel sebesar 7,15 %. Semakin besar konsentrasi larutan , maka semakin besar pula jumlah molekul dan atomnya yang berinteraksi dengan gelombang cahaya, sehingga ketertinggalan fase yang dialami oleh gelombang dating semakin besar. Hal ini berarti bahwa laju cahaya semakin kecil seiring dengn bertambahnya konsentrasi larutan

Kata kunci : refraktometri,indeks bias, konsentrasi

BAB I

PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Indeks bias suatu zat adalah perbandingan cepat rambat cahaya dalam hampa udara (c) terhadap cepat rambat cahaya dalam zat tersebut (v), atau perbandingan sinus sudut datang terhadap sinus sudut bias. Harga indeks bias berubah-ubah tergantung pada panjang gelombang cahaya dan suhu.
Refraktometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias suatu zat. Definisi indeks bias suatu zat adalah perbandingan cepat rambat cahaya dalam ruang hampa (c) dengan cepat rambat cahaya dalam zat tersebut (n). Hal ini disebabkan oleh redaman osilasi dari atom-atom dalam medium tersebut. Jika cahaya masuk dari suatu medium ke medium lain frekuensi cahaya tidak  berubah tetapi cepat rambatnya akan berubah. Standar ini berisi antara lain prosedur penentu indeks bias (n) relative mineral transparan dalam bentuk butiran atau pecahan mineral transparan berukuran (+/-) 0,6 mm atau berat kir-kira 0,01 g dalam bentuk medium rendam yang diketahui indeks biasnya dengan menggunakan mikroskop dan ilminasi piring. Kecepatan cahaya dalam sebuah vakum adalah 299.792.458 meter perdetik (m/s) atau 1.079.252.848,8 kilometer perjam (km/h).
Kebanyakan yang dapat kita amati, tampak karena obyek tersebut  memantulkan cahaya kemata kita. Pada pantulan yang paling umum terjadi, ketika cahaya memantul kesemua arah yang disebut pantulan baur. Untuk keperluan cukup kita melukiskan satu sinar saja, mustahil ada atau hanya merupakan abstrasi geometrical saja.
Dari penjelasan di atas bahwa konsentrasi larutan akan berpengaruh secara proporsional terhadap sudut refraksi. Pada prakteknya refraktometer akan ditera pada skala sesuai dengan penggunaannya. Sebagai contoh refraktometer yang dipakai untuk mengukur konsentrasi larutan gula akan ditera pada skala gula. Begitu juga dengan refraktometer untuk larutan garam, protein dan lain-lain.

B.     Tujuan Praktikum
Setelah menyelesaikan percobaan ini diharapkan mahasiswa:
1.    Dapat memahami prinsip kerja refraktometer
2.    Dapat menentukan konsentrasi suatu larutan gula melalui kurva kalibrasi
C.    Rumusan Masalah
1.    Bagaimana prinsip kerja dari alat refraktometer?
2.    Bagaimana cara menentukan konsentrasi larutan gula melalui kurva kalibrasi?

D.    Prinsip Percobaan
Penentuan kadar gula didasarkan atas indeks bias larutan gula dengan menggunakan alat refraktometer.

BAB II
TEORI PENDUKUNG
Metode standard dalam pengukuran indeks bias yang paling sederhana yaitu dengan mengukur sudut pembelokan cahaya yang melewati wadah berbentuk prisma berisi larutan uji. Meskipun metode ini akurat, namun membutuhkan ruangan yang cukup besar (Akbar, 2009).
Pengukuran indeks bias dapat dilakukan dengan menggunakan refraktometer maupun metode interferometri. Dalam penelitian digunakan metode prisma refraktometri dan refraktometer Abbe. Hasil pengukuran indeks bias dari keduanya kemudian dibandingkan dengan indeks bias standar. Sampel yang digunakan adalah cairan murni yaitu aquades, alkohol, aseton, toluene, bensin, minyak tanah, solar, paraffin oil dan paraffin liquid dan campuran cairan yaitu bensin murni-minyak tanah, bensin SPBU swasta-minyak tanah dan solar-minyak tanah. Campuran cairan dibuat dengan variasi konsentrasi 3%, 5%, 8%, 13%, 15%, 18%, 20%, 23%, 25%. Dari hasil percobaan disimpulkan metode prisma refraktometri cukup akurat dalam pengukuran indeks bias cairan maupun campuran cairan. Pengaruh perubahan konsentrasi terhadap indeks bias campuran dapat ditunjukkan dengan baik. Metode ini juga cukup peka terhadap ketidakmurnian cairan (Dina, 2009).
Nilai indeks bias diperlukan untuk menginterpretasi suatu jenis data. Spektroskopi indeks bias dari suatu bahan atau larutan merupakan parameter karakteristik yang sangat penting dan berkaitan erat dengan parameter-parameter lain seperti temperatur, konsentrasi dan lain-lain yang digunakan dalam optik, kimia dan industri obat-obatan. Refraktometer bekerja menggunakan prinsip pembiasan cahaya ketika melalui suatu larutan. Ketika cahaya datang dari udara ke dalam larutan maka kecepatannya akan berkurang. Refraktometer memakai prinsip ini untuk menentukan jumlah zat terlarut dalam larutan dengan melewatkan cahaya ke dalamnya. Metode analisis kuantitatif refraktometrik pada berbagai media cair berkembang lebih pesat dan lebih luas, menggantikan metode yang volumetrik dan gravimetri yang lebih banyak memakan waktu dan kurang akurat. Refraktometer modern berbeda-beda antara satu dengan yang lain dalam berbagai aspek jangkauan pengukuran, tingkat akurasi, metode yang digunakan untuk merekam pergeseran cahaya, metode pengukuran indeks bias, sifat dari sumber cahaya, pembuatan perangkat sampling, pengukuran sel dan lain-lain. Indeks bias mutlak suatu medium adalah rasio dari kecepatan gelombang elektromagnetik dalam ruang hampa dengan kecepatannya dalam media tersebut. Indeks bias relatif adalah rasio dari kecepatan cahaya dalam satu medium ke dalam medium lain yang berdekatan. Refraksi terjadi pada semua jenis gelombang tetapi umumnya terjadi pada gelombang cahaya. Indeks bias medium memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda. Efek dispersi, memungkinkan prisma memisahkan cahaya putih menjadi warna penyusunnya. Untuk warna tertentu, indeks bias medium bergantung pada kerapatan medium, yang juga merupakan fungsi dari konsentrasi. Nilai indeks bias refraktometer, juga dikenal sebagai nilai oBrix (BV), adalah konstan untuk suatu zat pada kondisi suhu dan tekanan standar (Hidayanto, 2010).
Bahan cair yang sama memiliki nilai kekentalan dan nilai indeks bias tertentu. Keduanya merupakan parameter berbeda, namun sama-sama merupakan fungsi suhu cairan. Pengukuran indeks bias zat cair dengan refraktometer hanya memerlukan cairan dengan volume kecil, dan eksperimen pengukuran indeks biasnya dapat berlangsung cepat. Pengukuran indeks bias zat cair dengan refraktometer ABEE dapat dilakukan bila bahan cair itu bersifat tembus cahaya. Indeks bias zat cair (n) merupakan ukuran kelajuan cahaya (v) di dalam zat cair dibanding ketika di udara (c), dan dinyatakan:
Artinya, bila v semakin kecil maka n semakin besar, disebut kerapatan optisnya lebih besar. Perubahan kelajuan cahaya dari c menjadi v berhubungan dengan perubahan arah rambat cahaya, disebut dengan pembiasan cahaya. Peristiwa ini digunakan sebagai dasar mengukur n zat cair dengan alat refraktometer (Karyono, 2010).
Gula adalah zat padat terlarut yang terbanyak terdapat dalam jus buah-buahan dan karenanya zat padat terlarut dapat digunakan sebagai penafsiran rasa manis. Sebuah refraktometer tangan dapat digunakan di luar rumah untuk mengukur % SSC (derajat ekuivaln oBrix untuk larutan gula) dalam sampel jus buah yang kecil. Suhu akan mempengaruhi pengukuran (meningkat sekitar 0,5% total padatan terlarut atau TPT untuk setiap peningkatan 5oC atau 10oF), sesuaikan pengukuran dengan suhu ruang. Bersihkan dan standarisasi refraktometer setiap akan melakukan pengukuran dengan air distilasi (seharusnya terbaca 0% TPT pada 20oC atau 68oF).
Jika pada alat pengukur terbaca % TPT yang lebih tinggi, maka pengukur lebih baik dari standar minimum (Kitinoja, 2003).
Indeks bias merupakan salah satu sifat optik yang banyak digunakan untuk mencirikan keadaan suatu material transparan. Refractive index suatu material pada suatu panjang gelombang tertentu akan mengalami perubahan bila komposisi material tersebut mengalami perubahan. Beberapa industri menggunakan ukuran refractive indeks dalam penetapan kualitas produk solid atau liquid transparannya. Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengukur indeks bias suatu bahan. Beberapa diantaranya adalah metode interferometri (interferometri Mach-Zender, interferometri Fabry-Perot dan interferometri Michelson) dan sudut Brewster. Metode-metode ini merupakan metode yang sangat akurat untuk mengukur indeks bias. Kelemahan dari metode ini adalah pengoperasian alatnya rumit dan membutuhkan waktu yang lama. Karena alasan ini metode pengukuran refractive indeks dengan menggunakan refraktometer banyak dipakai orang. Dibandingkan dengan metode interferometrik ataupun sudut Brewster, pengukuran dengan refraktometer dapat dilakukan dengan cara lebih cepat dan mudah. Masalah dengan alat ukur ini adalah karena ukurannya, alat ini tidak memungkinkan pengukuran refractive index suatu material yang akses untuk mengambilnya tidak mudah ataupun memerlukan pengukuran yang terus-menerus. Bila untuk tiap konsentrasi gula diukur refractive indeksnya dengan alat ukur refractive indeks standar, maka dapat dibuat hubungan antara posisi puncak grafik dengan indeks bias larutan gula. Perubahan indeks bias yang kecil dapat memberikan perubahan posisi puncak yang besar (Marzuki, 2012).
Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optis yang penting dari medium. Pengukuran indeks bias baik menggunakan metode refraktometer maupun metode interferometri seperti Mach-Zender, Jamin, Michelson dan Fabry-Perot umumnya cenderung rumit dan membutuhkan waktu yang lama, sehingga dibutuhkan suatu alat yang dapat mengukur indeks bias secara lebih mudah dan cepat. Portable Brix Meter merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi larutan sukrosa. Selain itu, Portable Brix Meter juga dapat digunakan untuk memprediksi besaran-besaran fisika yang lain. Dalam bidang kimia, pengukuran terhadap indeks bias secara luas telah digunakan antara lain untuk mengetahui konsentrasi larutan dan mengetahui komposisi bahan-bahan penyusun larutan. Indeks bias juga dapat digunakan untuk mengetahui kualitas suatu larutan (Rofiq, 2010).
Pengukuran nilai % obrix larutan gula. Refraktometer dikalibrasi terlebih dahulu ke 0 dengan meneteskan 2 hingga 3 tetes aquades ke permukaan kaca optik. Tekan tombol “meas” sehingga angka % obrixnya menunjukkan 0. Kemudian cairan aquades tadi dibersihkan menggunakan tisu tanpa menekan permukaan kaca optik. Larutan gula diteteskan ke permukaan kaca optik 2 hingga 3 tetes, lalu ditutup agar tidak terkena cahaya dari luar. Tekan tombol “meas” untuk melihat nilai % obrix larutan gula tersebut. Untuk menguji nilai % obrix konsentrasi larutan gula berikutnya, maka cairan larutan gula sebelumnya dibersihkan menggunakan tisu. Refraktometer dikalibrasi kembali seperti pada langkah awal dengan menggunakan akuades, begitu seterusnya. Masing-masing konsentrasi larutan gula dilakukan 3 kali pengulangan pengukuran % obrix untuk mendapatkan nilai atau data yang benar. Konsentrasi larutan gula, masing-masing ditentukan oleh nilai %brixnya diukur menggunakan alat refraktometer. Semakin besar nilai konsentrasi larutan gula, maka nilai %brix yang diperoleh semakin besar.  Nilai indeks bias masing-masing konsentrasi larutan gula (n2) ditentukan dari nilai % brix terhadap nilai indeks bias yang telah ditetapkan (Tanjung, 2013).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.      Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu antara lain:
Batang Pengaduk                                                      : 1 buah
Beaker Glass 100 mL dan 200 mL masing-masing   : 1 buah
Botol Semprot                                                           : 1 buah
Corong                                                                       : 1 buah
Labu Takar 50 mL                                                     : 1 buah
Rak Tabung Reaksi                                                    : 1 buah
Refraktometer                                                            : 1 buah
Spatula                                                                       : 1 buah
Tabung reaksi                                                             : 6 buah

Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu aquadest dan gula.





B.        Prosedur Kerja
Larutan Gula 30%
Larutan Gula 30%
(15 gram gula dalam 50 mL aquadest)


-          Ditetesi diatas prisma refraktometer
-          Ditutup
-          Diamati
-          Dicatat indeks biasnya (n)
-          Dilakukan triplo

 









n1 = 23,30
n2 = 23,30
n3 =23,33
 = 23,31





Catatan : dilakukan perlakuan yang sama untuk larutan gula 25% (n1= 18,40; n2= 18,40; n3= 18,40; = 18,40). Larutan gula 20% (n1= 15,20; n2= 16,30; n3= 17,00; = 16,16). Larutan gula 15% (n1= 12,00; n2= 12,00; n3= 12,00; = 12,00). Larutan gula 10% (n1= 8,00; n2= 8,10; n3=8,10; = 8,06). Larutan gula 0% (n1= 0,1; n2= 0,1; n3= 0,2; = 0,13). Larutan Sampel c (n1= 3,38; n2= 3,48; n3=3,49; = 3,45)


BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A.       Data Pengamatan
Tabel 1. Data pengukuran indeks bias larutan gula
Larutan Gula (C)
Indeks Bias (n1)
Indeks Bias ( n2)
Indeks Bias (n3)
Indeks Bias ()
5 %
4,6
4,5
4,6
4,566
10 %
8,7
8,7
8,6
8,66
15 %
12,1
12,9
13
12,66
20 %
17,1
17,1
17,1
17,1
25 %
20,9
20,9
20,8
20,866
0 % (Air Murni)
0,9
0,8
1
0,9
Sampel c
13
13
13
13


B.       Perhitungan
Tabel 2. Indeks Bias () Larutan Gula
Larutan Gula (C) %
Indeks Bias
5
4,566
10
8,66
15
12,66
20
17,1
25
20,866
0
0,9
X
13


           y = 0.624x + 8.5377
           n  = 0.624C + 8.5377
0.624C = n - 8.5377
0.624C = 13 - 8.5377
C =
 7.15% (Konsentrasi untuk c  sampel)

Tabel 3. Indeks Bias dan Konsentrasi Larutan Gula dan Larutan Sampel yang telah diketahui
Larutan Gula (C) %
Indeks Bias
5
4,566
10
8,66
15
12,66
20
17,1
25
20,866
0
0,9
Sampel =
13



C.    Pembahasan
Percobaan yang dilakukan pada kali ini yaitu menentukan konsentrasi suatu larutan gula melalui kurva kalibrasi. Percobaan ini berdasarkan pada prinsip bahwa penentuan kadar atau konsentrasi larutan gula  didasarkan  indeks bias larutan gula dengan menggunakan alat refraktometer. Refraktometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar atau konsentrasi bahan terlarut dengan memanfaatkan reaksi cahaya. Prinsip kerja dari alat tersebut adalah jika cahaya yang masuk melalui prisma cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan alas.
Perbandingan cepat rambat cahaya dalam ruang hampa (c) dengan cepat rambat cahaya dalam medium (v) disebut indeks bias mutlak dari medium (n). Cepat rambat cahaya dalam medium (v) lebih kecil dibandingkan cepat rambat cahaya dalam ruang hampa (c). Hal ini disebabkan oleh redaman osilasi dari atom-atom dalm medium tersebut. Atau dengan kata lain bahwa cepat rambat cahaya (v) ditentukan oleh atom-atom dalam medium dan ini berakibat pada harga indeks biasnya.
            Pembiasan cahaya merupakan peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena melalui dua medium yang memiliki kerapatan optik yang berbeda. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam, yakni: mendekati garis normal, dimana cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium yang optiknya kurang rapat kemedium optik yang lebih rapat, contohnya cahaya merambat darri udara kedalam air. Dan menjauhi garis normal, dimana cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium yang optiknya lebih rapat kemedium optik yang kurang rapat, contohnya cahaya merambat dari dalam air keudara. Pembiasan cahaya dapat terjadi apabila perbedaan cahaya pada mediumyang rapat lebih kecil dibanding dengan laju cahaya pada medium yang kurang rapat.
Alat yang digunakan untuk menentukan nilai total padatan terlarut adalah refraktometer. Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar atau konsentrasi bahan terlarut berdasarkan indeks biasnya. Misalnya gula, garam, protein, dan sebagainya. Prinsip kerja dari refraktometer adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya. Alat ini sangat mudah dalam penggunaan dan perawatannya. Untuk menjaga keakuratan pembacaan dari refraktometer ini maka kita harus mengenal tiap bagian-bagian dari alat ini. Bagian-Bagian Alat : Day light plate (Kaca)  berfungsi untuk melindungi prisma dari goresan akibat debu, benda asing, atau untuk mencegah agar sampel yang diteteskan pada prisma tidak menetes atau jatuh. Prisma (Biru)  merupakan bagian yang paling sensitif terhadap goresan, berfungsi untuk pembacaan skala dari zat terlarut dan mengubah cahaya polikromatis (cahaya lampu atau matahari) menjadi monokromatis. Knop pengatur skala berfungsi untuk mengkalibrasi skala menggunakan aquades. Cara kerjanya ialah knop diputar searah atau berlawanan arah jarum jam hingga didapatkan skala paling kecil (0.00 untuk refraktometer salinitas, 1.000 untuk refraktometer urine). Lensa berfungsi untuk memfokuskan cahaya  yang monokromatis. Handle berfungsi untuk memegang alat refraktometer dan menjaga suhu agar stabil. Biomaterial strip terletak pada bagian dalam alat (tidak terlihat) dan berfungsi untuk mengatur suhu sekitar 18–28OC. Jika saat pengukuran suhunya mencapai kurang dari 18OC atau melebihi 28OC maka secara otomatis refraktometer akan mengatur suhunya agar sesuai dengan range yaitu 18–28OC. Lensa pembesar berfungsi untuk memperbesar skala yang terlihat pada eye piece. Eye piece merupakan tempat untuk melihat skala yang ditunjukkan oleh refraktometer. Skala berguna untuk melihat konsentrasi dan massa jenis suatu larutan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga6kKBevn3LlogIriA6JvdOOkNi-RMwM4oU8d79bxDCFpW6r2ni_hszCRmbJFfDf_FZKKYhOJg6bFw9DEm1lMr6FZgqMNtqhgKlw6QT8fQ-Z7kEX928ds8e_zcO7RKXF7rOLrep_h8oWQ/s320/A-HB2501.jpg
Pada Hand Refraktometer, indeks biasnya sudah dikonversikan hingga dapat langsung dibaca kadarnya. Alat ini digunakan hanya untuk mengukur kadar zat tertentu saja dan terbatasi jika kadar tidak terbaca misalnya, kadar terlalu pekat maka harus diencerkan. Hasil akhir dikalikan dengan pengenceran. Macam-macam Hand Refraktometer yaitu Hand Refraktometer brik untuk gula 0–32 % dan Hand Refraktometer salt untuk NaCl 0–28 %
Hand Refraktometer mempunyai 1 lubang pengamat. Dibaca skala yang ditunjukan batas biru putih sebelum ditetesi zat, setelah ditetesi zat atau larutan, terjadi pembiasan karena cahaya menembus median yang lebih rapat.
Refraktometer Abbe merupakan alat untuk determinasi secara cepat konsentrasi, kemurnian, kualitas-kualitas dispersi dari sampel cair, padat dan plastik. Refraktometer Abbe dapat digunakan untuk mengukur bermacam-macam indeks bias suatu larutan dan dapat juga digunakan untuk mengukur kadar tetapi kita harus membuat kurva standar. Syaratnya, hanya bahan yang jernih, transparan dan opaque dapat diukur pada  sinar yang ditransmisikan dan direfleksikan. Suatu zat atau larutan kadarnya berbeda maka dapat memberikan indeks bias berbeda.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5XB9BFq-Ydfv9BxchiqxzqGHNBDn0nK0uVLHBaR048B1mxnvBpHvdSCKktOA6IzY54lXIHRsjdgniHCZ6lmVMlt7JzizoEDH6uFHLrraKHXc7BpSN8WENmN8OmyYy3J-3CbPEJ7HJyBQ/s1600/refractiveindex_01.jpg
Dari gambar terdapat 3 bagian yaitu prisma, papan dan skala dimana refrective indeks jauh lebih besar dibandingkan dengan sample. Jika sample merupakan larutan dengan konsentrasi rendah, maka sudut refraksi akan lebar dikarenakan perbedaan refraksi dari prisma dan sample besar. Maka pada papan skala sinar “a” akan jatuh pada skala rendah. Dan jika sampel merupakan larutan pekat atau konsentrasi bertinggi, maka sudut refraksi akan kecil karena perbedaan refraksi prisma dan sampel kecil. Pada sampel terlihat sinar “b” jatuh pada skala besar. Dari penjelasan ini, jelas bahwa konsentrasi larutan akan berpengaruh secara proporsional terhadap sudut refraksi. Pada prakteknya, refraktometer akan ditera pada skala sesuai dengan penggunaannya. Sebagai contoh, refraktometer yang dipakai untuk mengukur konsentrasi larutan gula akan ditera pada skala gula. Begitu juga dengan refraktometer untuk larutan garam, protein dan lain-lain. Konsentrasi bahan terlarut sering dinyatakan dalam satuan oBrix (%) yaitu merupakan pronsentasi dari bahan terlarut dalam sampel (larutan air). Pada dasarnya oBrix(%) dinyatakan sebagai jumlah gram dari cane sugar yang terdapat dalam larutan 100 gram cane sugar. Jadi pada saat mengukur larutan gula, oBrix(%) harus benar–benar tepat sesuai dengan konsentrasinya.
Dengan arti bahwa jika larutan yang dicari indeks biasnya sama, tapi konsentrasinya berbeda, maka akan diperoleh hubungan bahwa semakin besar konsentrasi, maka semakin besar pula indeks biasnya.
Indeks bias dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan.  Semakin tinggi temperatur atau semakin rendah tekanan maka kerapatan median semakin kecil. Pada percobaan ini alat refraktometer yang digunakan yaitu hand refraktometer brik 0–32 % untuk m




BAB V
KESIMPULAN
A.      Kesimpulan
1.    Prinsip kerja dari refraktometer yaitu dengan memanfaatkan refraksi cahaya (pembiasan cahaya). Refractive indeks prisma jauh lebih besar dibandingkan dengan sampel. Jika sample merupakan larutan dengan konsentrasi rendah, maka sudut refraksi akan lebar dikarenakan perbedaan refraksi dari prisma dan sample besar dan jika sampel merupakan larutan pekat atau berkonsentrasi tinggi, maka sudut refraksi akan kecil karena perbedaan refraksi prisma dan sampel kecil.
2.    Besarnya indeks bias larutan glukosa sebanding dengan konsentrasinya. Semakin besar konsentrasi larutan glukosa, maka semakin besar pula indeks biasnya. Dari kurva kalibrasi konsentrasi dan indeks bias larutan gula diperoleh persamaan n = 0,757C + 0,387. Dengan mengaplikasikan persamaan tersebut indeks bias sampel yang mengandung glukosa dapat dihitung yaitu dengan konsentrasi larutan sampel sebesar 4,058 %


2 komentar: