LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK II
REFRAKTOMETRI
WAHYUNI AMIR ( A1C410104)
REFRAKTOMETRI
Abstrak : Telah dilakukan praktikum refraktometri dengan tujuan dapat
memahami prinsip kerja refraktometer, dapat menentukan konsentrasi suatu
larutan gula melalui kurva kalibrasi. Metode yang digunakan adalah pemanfaatan
refraksi cahaya ( pembiasan cahaya). Dari hasil praktikum diperoleh kurva
kalibrasi konsentrasi dan indeks bias larutan gula diperoleh persamaan n =
0.624 C + 8.5377. dengan mengaplikasikan persamaan tersebut indeks bias sampel
yang mengandung glukosa dapat dihitung yaitu dengan konsentrasi larutan sampel
sebesar 7,15 %. Semakin besar konsentrasi larutan , maka semakin besar pula
jumlah molekul dan atomnya yang berinteraksi dengan gelombang cahaya, sehingga
ketertinggalan fase yang dialami oleh gelombang dating semakin besar. Hal ini
berarti bahwa laju cahaya semakin kecil seiring dengn bertambahnya konsentrasi
larutan
Kata kunci : refraktometri,indeks
bias, konsentrasi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Indeks bias suatu zat adalah perbandingan cepat rambat cahaya
dalam hampa udara (c) terhadap cepat rambat cahaya dalam zat tersebut (v), atau
perbandingan sinus sudut datang terhadap sinus sudut bias. Harga indeks bias berubah-ubah
tergantung pada panjang gelombang cahaya dan suhu.
Refraktometer
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias suatu zat. Definisi indeks bias
suatu zat adalah perbandingan cepat rambat cahaya dalam ruang hampa (c) dengan cepat rambat cahaya dalam zat tersebut (n). Hal ini disebabkan oleh redaman osilasi
dari atom-atom dalam medium tersebut. Jika cahaya masuk dari suatu medium ke
medium lain frekuensi cahaya
tidak berubah tetapi cepat rambatnya akan berubah.
Standar ini berisi antara lain prosedur penentu indeks bias (n) relative
mineral transparan dalam bentuk butiran atau pecahan mineral transparan
berukuran (+/-) 0,6 mm atau berat kir-kira 0,01 g dalam bentuk medium rendam
yang diketahui indeks biasnya dengan menggunakan mikroskop dan ilminasi piring.
Kecepatan cahaya dalam sebuah vakum adalah 299.792.458 meter perdetik (m/s)
atau 1.079.252.848,8 kilometer perjam (km/h).
Kebanyakan yang
dapat kita amati,
tampak karena obyek tersebut memantulkan
cahaya kemata kita. Pada pantulan yang paling umum terjadi, ketika cahaya
memantul kesemua arah yang disebut pantulan baur. Untuk keperluan cukup kita
melukiskan satu sinar saja, mustahil ada atau hanya merupakan abstrasi
geometrical saja.
Dari
penjelasan di atas bahwa konsentrasi larutan akan berpengaruh secara
proporsional terhadap sudut refraksi. Pada prakteknya refraktometer akan ditera
pada skala sesuai dengan penggunaannya. Sebagai contoh refraktometer yang
dipakai untuk mengukur konsentrasi larutan gula akan ditera pada skala gula.
Begitu juga dengan refraktometer untuk larutan garam, protein dan lain-lain.
B. Tujuan Praktikum
Setelah
menyelesaikan percobaan ini diharapkan mahasiswa:
1.
Dapat memahami prinsip kerja refraktometer
2.
Dapat menentukan konsentrasi suatu larutan gula melalui kurva kalibrasi
C.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana prinsip kerja dari alat refraktometer?
2.
Bagaimana cara menentukan konsentrasi larutan gula melalui kurva kalibrasi?
D. Prinsip Percobaan
Penentuan
kadar gula didasarkan atas indeks bias larutan gula dengan menggunakan alat
refraktometer.
BAB II
TEORI PENDUKUNG
Metode
standard dalam pengukuran indeks bias yang paling sederhana yaitu dengan
mengukur sudut pembelokan cahaya yang melewati wadah berbentuk prisma berisi
larutan uji. Meskipun metode ini akurat, namun membutuhkan ruangan yang cukup
besar (Akbar, 2009).
Pengukuran
indeks bias dapat dilakukan dengan menggunakan refraktometer maupun metode
interferometri. Dalam penelitian digunakan metode prisma refraktometri dan
refraktometer Abbe. Hasil pengukuran indeks bias dari keduanya kemudian
dibandingkan dengan indeks bias standar. Sampel yang digunakan adalah cairan
murni yaitu aquades, alkohol, aseton, toluene, bensin, minyak tanah, solar,
paraffin oil dan paraffin liquid dan campuran cairan yaitu bensin murni-minyak tanah,
bensin SPBU swasta-minyak tanah dan solar-minyak tanah. Campuran cairan dibuat
dengan variasi konsentrasi 3%, 5%, 8%, 13%, 15%, 18%, 20%, 23%, 25%. Dari hasil
percobaan disimpulkan metode prisma refraktometri cukup akurat dalam pengukuran
indeks bias cairan maupun campuran cairan. Pengaruh perubahan konsentrasi
terhadap indeks bias campuran dapat ditunjukkan dengan baik. Metode ini juga
cukup peka terhadap ketidakmurnian cairan (Dina, 2009).
Nilai
indeks bias diperlukan untuk menginterpretasi suatu jenis data. Spektroskopi
indeks bias dari suatu bahan atau larutan merupakan parameter karakteristik
yang sangat penting dan berkaitan erat dengan parameter-parameter lain seperti
temperatur, konsentrasi dan lain-lain yang digunakan dalam optik, kimia dan
industri obat-obatan. Refraktometer bekerja menggunakan prinsip pembiasan
cahaya ketika melalui suatu larutan. Ketika cahaya datang dari udara ke dalam
larutan maka kecepatannya akan berkurang. Refraktometer memakai prinsip ini
untuk menentukan jumlah zat terlarut dalam larutan dengan melewatkan cahaya ke
dalamnya. Metode analisis kuantitatif refraktometrik pada berbagai media cair
berkembang lebih pesat dan lebih luas, menggantikan metode yang volumetrik dan
gravimetri yang lebih banyak memakan waktu dan kurang akurat. Refraktometer
modern berbeda-beda antara satu dengan yang lain dalam berbagai aspek jangkauan
pengukuran, tingkat akurasi, metode yang digunakan untuk merekam pergeseran
cahaya, metode pengukuran indeks bias, sifat dari sumber cahaya, pembuatan
perangkat sampling, pengukuran sel dan lain-lain. Indeks bias mutlak suatu
medium adalah rasio dari kecepatan gelombang elektromagnetik dalam ruang hampa
dengan kecepatannya dalam media tersebut. Indeks bias relatif adalah rasio dari
kecepatan cahaya dalam satu medium ke dalam medium lain yang berdekatan.
Refraksi terjadi pada semua jenis gelombang tetapi umumnya terjadi pada
gelombang cahaya. Indeks bias medium memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda.
Efek dispersi, memungkinkan prisma memisahkan cahaya putih menjadi warna
penyusunnya. Untuk warna tertentu, indeks bias medium bergantung pada kerapatan
medium, yang juga merupakan fungsi dari konsentrasi. Nilai indeks bias
refraktometer, juga dikenal sebagai nilai oBrix (BV), adalah konstan
untuk suatu zat pada kondisi suhu dan tekanan standar (Hidayanto, 2010).
Bahan
cair yang sama memiliki nilai kekentalan dan nilai indeks bias tertentu.
Keduanya merupakan parameter berbeda, namun sama-sama merupakan fungsi suhu
cairan. Pengukuran indeks bias zat cair dengan refraktometer hanya memerlukan
cairan dengan volume kecil, dan eksperimen pengukuran indeks biasnya dapat
berlangsung cepat. Pengukuran indeks bias zat cair dengan refraktometer ABEE
dapat dilakukan bila bahan cair itu bersifat tembus cahaya. Indeks bias zat
cair (n) merupakan ukuran
kelajuan cahaya (v) di dalam
zat cair dibanding ketika di udara (c),
dan dinyatakan:

Artinya, bila v semakin kecil maka n semakin
besar, disebut kerapatan optisnya lebih besar. Perubahan kelajuan cahaya dari c menjadi v berhubungan dengan perubahan arah rambat cahaya, disebut
dengan pembiasan cahaya. Peristiwa ini digunakan sebagai dasar mengukur n zat cair dengan alat refraktometer
(Karyono, 2010).
Gula
adalah zat padat terlarut yang terbanyak terdapat dalam jus buah-buahan dan
karenanya zat padat terlarut dapat digunakan sebagai penafsiran rasa manis.
Sebuah refraktometer tangan dapat digunakan di luar rumah untuk mengukur % SSC
(derajat ekuivaln oBrix untuk larutan gula) dalam sampel jus buah
yang kecil. Suhu akan mempengaruhi pengukuran (meningkat sekitar 0,5% total
padatan terlarut atau TPT untuk setiap peningkatan 5oC atau 10oF),
sesuaikan pengukuran dengan suhu ruang. Bersihkan dan standarisasi refraktometer
setiap akan melakukan pengukuran dengan air distilasi (seharusnya terbaca 0%
TPT pada 20oC atau 68oF).

Jika pada alat pengukur terbaca % TPT yang
lebih tinggi, maka pengukur lebih baik dari standar minimum (Kitinoja, 2003).
Indeks bias merupakan salah satu sifat optik yang banyak digunakan
untuk mencirikan keadaan suatu material transparan. Refractive index suatu
material pada suatu panjang gelombang tertentu akan mengalami perubahan bila
komposisi material tersebut mengalami perubahan. Beberapa industri menggunakan
ukuran refractive indeks dalam penetapan kualitas produk solid atau liquid
transparannya. Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengukur indeks bias
suatu bahan. Beberapa diantaranya adalah metode interferometri (interferometri
Mach-Zender, interferometri Fabry-Perot dan interferometri Michelson) dan sudut
Brewster. Metode-metode ini merupakan metode yang sangat akurat untuk mengukur
indeks bias. Kelemahan dari metode ini adalah pengoperasian alatnya rumit dan membutuhkan
waktu yang lama. Karena alasan ini metode pengukuran refractive indeks dengan
menggunakan refraktometer banyak dipakai orang. Dibandingkan dengan metode
interferometrik ataupun sudut Brewster, pengukuran dengan refraktometer dapat
dilakukan dengan cara lebih cepat dan mudah. Masalah dengan alat ukur ini
adalah karena ukurannya, alat ini tidak memungkinkan pengukuran refractive
index suatu material yang akses untuk mengambilnya tidak mudah ataupun
memerlukan pengukuran yang terus-menerus. Bila untuk tiap konsentrasi gula
diukur refractive indeksnya dengan alat ukur refractive indeks standar, maka
dapat dibuat hubungan antara posisi puncak grafik dengan indeks bias larutan
gula. Perubahan indeks bias yang kecil dapat memberikan perubahan posisi puncak
yang besar (Marzuki, 2012).
Indeks
bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optis yang penting dari medium.
Pengukuran indeks bias baik menggunakan metode refraktometer maupun metode
interferometri seperti Mach-Zender, Jamin, Michelson dan Fabry-Perot umumnya
cenderung rumit dan membutuhkan waktu yang lama, sehingga dibutuhkan suatu alat
yang dapat mengukur indeks bias secara lebih mudah dan cepat. Portable Brix Meter merupakan suatu
alat yang dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi larutan sukrosa. Selain
itu, Portable Brix Meter juga
dapat digunakan untuk memprediksi besaran-besaran fisika yang lain. Dalam
bidang kimia, pengukuran terhadap indeks bias secara luas telah digunakan
antara lain untuk mengetahui konsentrasi larutan dan mengetahui komposisi
bahan-bahan penyusun larutan. Indeks bias juga dapat digunakan untuk mengetahui
kualitas suatu larutan (Rofiq, 2010).
Pengukuran
nilai % obrix
larutan gula. Refraktometer
dikalibrasi terlebih dahulu ke 0 dengan meneteskan 2 hingga 3 tetes aquades ke permukaan
kaca optik. Tekan tombol “meas”
sehingga angka % obrixnya menunjukkan 0. Kemudian
cairan aquades tadi dibersihkan menggunakan tisu tanpa menekan permukaan kaca
optik. Larutan
gula diteteskan ke permukaan kaca optik 2 hingga 3 tetes, lalu ditutup agar
tidak terkena cahaya dari luar. Tekan tombol “meas” untuk melihat nilai % obrix larutan gula tersebut. Untuk menguji nilai % obrix konsentrasi larutan gula berikutnya, maka cairan larutan gula
sebelumnya dibersihkan menggunakan tisu. Refraktometer dikalibrasi kembali seperti pada langkah awal dengan
menggunakan akuades, begitu seterusnya. Masing-masing konsentrasi larutan gula dilakukan 3 kali
pengulangan pengukuran % obrix untuk mendapatkan nilai
atau data yang benar.
Konsentrasi larutan gula, masing-masing ditentukan oleh nilai
%brixnya
diukur menggunakan alat refraktometer. Semakin besar nilai konsentrasi larutan gula, maka nilai %brix
yang diperoleh semakin besar. Nilai
indeks bias masing-masing konsentrasi larutan gula (n2) ditentukan
dari nilai % brix terhadap nilai indeks bias yang telah ditetapkan (Tanjung, 2013).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu
antara lain:
Batang
Pengaduk :
1 buah
Beaker
Glass 100 mL dan 200 mL masing-masing :
1 buah
Botol
Semprot :
1 buah
Corong
:
1 buah
Labu
Takar 50 mL :
1 buah
Rak
Tabung Reaksi :
1 buah
Refraktometer
:
1 buah
Spatula
:
1 buah
Tabung
reaksi :
6 buah
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu aquadest dan gula.
B.
Prosedur Kerja
Larutan Gula 30%
Larutan
Gula 30%
(15
gram gula dalam 50 mL aquadest)
|
![]() |

|
n1
= 23,30
n2
= 23,30
n3
=23,33
![]() |
Catatan : dilakukan perlakuan yang sama untuk
larutan gula 25% (n1= 18,40; n2= 18,40; n3=
18,40;
= 18,40). Larutan gula 20% (n1=
15,20; n2= 16,30; n3= 17,00;
= 16,16). Larutan gula 15% (n1=
12,00; n2= 12,00; n3= 12,00;
= 12,00). Larutan gula 10% (n1=
8,00; n2= 8,10; n3=8,10;
= 8,06). Larutan gula 0% (n1= 0,1;
n2= 0,1; n3= 0,2;
= 0,13). Larutan Sampel c (n1=
3,38; n2= 3,48; n3=3,49;
= 3,45)






BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Data Pengamatan
Tabel 1. Data pengukuran indeks bias larutan
gula
Larutan Gula (C)
|
Indeks Bias (n1)
|
Indeks Bias ( n2)
|
Indeks Bias (n3)
|
Indeks Bias (
![]() |
5 %
|
4,6
|
4,5
|
4,6
|
4,566
|
10 %
|
8,7
|
8,7
|
8,6
|
8,66
|
15 %
|
12,1
|
12,9
|
13
|
12,66
|
20 %
|
17,1
|
17,1
|
17,1
|
17,1
|
25 %
|
20,9
|
20,9
|
20,8
|
20,866
|
0 % (Air Murni)
|
0,9
|
0,8
|
1
|
0,9
|
Sampel c
|
13
|
13
|
13
|
13
|
B. Perhitungan
Tabel
2. Indeks Bias (
) Larutan Gula

Larutan Gula (C) %
|
Indeks Bias
|
5
|
4,566
|
10
|
8,66
|
15
|
12,66
|
20
|
17,1
|
25
|
20,866
|
0
|
0,9
|
X
|
13
|

y = 0.624x + 8.5377
n = 0.624C + 8.5377
0.624C = n - 8.5377
0.624C = 13 - 8.5377
C = 


Tabel
3. Indeks Bias dan Konsentrasi Larutan Gula dan Larutan Sampel yang telah diketahui
Larutan Gula (C) %
|
Indeks Bias
|
5
|
4,566
|
10
|
8,66
|
15
|
12,66
|
20
|
17,1
|
25
|
20,866
|
0
|
0,9
|
Sampel =
|
13
|

C.
Pembahasan
Percobaan
yang dilakukan pada kali ini yaitu menentukan konsentrasi suatu larutan gula
melalui kurva kalibrasi. Percobaan ini berdasarkan pada prinsip bahwa penentuan
kadar atau konsentrasi larutan gula
didasarkan indeks bias larutan
gula dengan menggunakan alat refraktometer. Refraktometer merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur kadar atau konsentrasi bahan terlarut dengan
memanfaatkan reaksi cahaya. Prinsip kerja dari alat tersebut adalah jika cahaya
yang masuk melalui prisma cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan
dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu
yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan alas.
Perbandingan
cepat rambat cahaya dalam ruang hampa (c) dengan cepat rambat cahaya dalam
medium (v) disebut indeks bias mutlak dari medium (n). Cepat rambat cahaya dalam
medium (v) lebih kecil dibandingkan cepat rambat cahaya dalam
ruang hampa (c). Hal ini disebabkan oleh redaman osilasi dari atom-atom dalm
medium tersebut. Atau dengan kata lain bahwa cepat rambat cahaya (v) ditentukan
oleh atom-atom dalam medium dan ini berakibat pada harga indeks biasnya.
Pembiasan cahaya merupakan peristiwa penyimpangan atau
pembelokan cahaya karena melalui dua medium yang memiliki kerapatan optik yang
berbeda. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam, yakni: mendekati
garis normal, dimana cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya
merambat dari medium yang optiknya kurang rapat kemedium optik yang lebih
rapat, contohnya cahaya merambat darri udara kedalam air. Dan menjauhi garis
normal, dimana cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat
dari medium yang optiknya lebih rapat kemedium optik yang kurang rapat,
contohnya cahaya merambat dari dalam air keudara. Pembiasan cahaya dapat
terjadi apabila perbedaan cahaya pada mediumyang rapat lebih kecil dibanding
dengan laju cahaya pada medium yang kurang rapat.
Alat
yang digunakan untuk menentukan nilai total padatan terlarut adalah
refraktometer. Refraktometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar atau konsentrasi bahan terlarut
berdasarkan indeks biasnya. Misalnya gula, garam, protein, dan sebagainya. Prinsip
kerja dari refraktometer adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya. Alat ini
sangat mudah dalam penggunaan dan perawatannya. Untuk menjaga keakuratan pembacaan
dari refraktometer ini maka kita harus mengenal tiap bagian-bagian dari alat
ini. Bagian-Bagian Alat : Day light plate
(Kaca) berfungsi untuk melindungi prisma dari goresan akibat debu,
benda asing, atau untuk mencegah agar sampel yang diteteskan pada prisma tidak
menetes atau jatuh. Prisma (Biru) merupakan bagian yang paling sensitif terhadap
goresan, berfungsi untuk pembacaan skala dari zat
terlarut dan mengubah cahaya polikromatis (cahaya lampu atau matahari) menjadi monokromatis. Knop pengatur skala berfungsi untuk mengkalibrasi
skala menggunakan aquades. Cara kerjanya ialah knop diputar searah atau
berlawanan arah jarum jam hingga didapatkan skala paling kecil (0.00 untuk
refraktometer salinitas, 1.000 untuk refraktometer urine). Lensa berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang
monokromatis. Handle berfungsi untuk memegang alat
refraktometer dan menjaga suhu agar stabil. Biomaterial strip terletak pada bagian dalam alat (tidak terlihat) dan
berfungsi untuk mengatur suhu sekitar 18–28OC. Jika saat pengukuran suhunya mencapai kurang dari
18OC atau melebihi 28OC maka secara otomatis
refraktometer akan mengatur suhunya agar sesuai dengan range yaitu 18–28OC. Lensa pembesar berfungsi untuk memperbesar skala yang terlihat
pada eye
piece. Eye piece merupakan tempat untuk
melihat skala yang ditunjukkan oleh refraktometer. Skala berguna untuk melihat konsentrasi dan massa jenis suatu larutan.
Ada empat jenis
refraktometer utama: Refraktometer
genggam tradisional (traditional handheld
refractometers), refraktometer genggam digital (digital handheld
refractometers), proses
refraktometer inline (inline process refractometers), laboratorium
atau refraktometer Abbe (Abbe
refractometers).
Pada Hand Refraktometer, indeks biasnya sudah
dikonversikan hingga dapat langsung dibaca kadarnya. Alat ini digunakan hanya untuk mengukur kadar zat tertentu saja dan terbatasi jika
kadar tidak terbaca misalnya, kadar terlalu pekat maka harus
diencerkan. Hasil akhir dikalikan dengan pengenceran. Macam-macam
Hand Refraktometer
yaitu Hand Refraktometer brik untuk gula 0–32 % dan Hand
Refraktometer salt untuk NaCl 0–28 %
Hand Refraktometer mempunyai 1
lubang pengamat. Dibaca skala yang ditunjukan batas biru putih sebelum
ditetesi zat, setelah ditetesi zat atau larutan, terjadi pembiasan
karena cahaya menembus median yang lebih rapat.
Refraktometer Abbe
merupakan alat untuk determinasi secara cepat konsentrasi, kemurnian, kualitas-kualitas
dispersi dari sampel cair, padat dan plastik. Refraktometer Abbe dapat
digunakan untuk mengukur bermacam-macam indeks bias suatu larutan dan dapat juga
digunakan untuk mengukur kadar tetapi kita harus membuat kurva standar. Syaratnya, hanya bahan
yang jernih, transparan dan opaque dapat diukur pada sinar yang ditransmisikan dan
direfleksikan. Suatu zat
atau larutan kadarnya berbeda maka dapat memberikan indeks
bias berbeda.
Dari
gambar terdapat 3 bagian yaitu prisma, papan dan skala dimana refrective indeks jauh lebih besar dibandingkan dengan sample. Jika sample merupakan larutan dengan konsentrasi rendah, maka sudut
refraksi akan lebar dikarenakan perbedaan
refraksi dari prisma dan sample besar. Maka pada papan skala sinar “a” akan jatuh
pada skala rendah. Dan
jika sampel merupakan larutan pekat atau konsentrasi bertinggi, maka sudut
refraksi akan kecil karena perbedaan refraksi prisma dan sampel kecil. Pada
sampel terlihat sinar “b” jatuh pada skala besar. Dari penjelasan ini, jelas
bahwa konsentrasi larutan akan berpengaruh secara proporsional terhadap sudut refraksi.
Pada prakteknya, refraktometer akan ditera pada skala sesuai dengan
penggunaannya. Sebagai contoh, refraktometer yang dipakai untuk mengukur konsentrasi larutan gula akan ditera pada skala gula. Begitu juga dengan refraktometer
untuk larutan garam, protein dan lain-lain.
Konsentrasi bahan terlarut sering dinyatakan dalam satuan oBrix (%)
yaitu merupakan pronsentasi dari bahan terlarut dalam sampel (larutan air).
Pada dasarnya oBrix(%) dinyatakan sebagai jumlah gram dari cane
sugar yang terdapat dalam larutan 100 gram cane sugar. Jadi pada saat mengukur
larutan gula, oBrix(%) harus benar–benar tepat sesuai dengan
konsentrasinya.
Dengan arti bahwa jika larutan yang
dicari indeks biasnya sama, tapi konsentrasinya berbeda, maka akan diperoleh hubungan bahwa
semakin besar konsentrasi, maka semakin besar pula indeks biasnya.
Indeks bias dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan. Semakin tinggi temperatur atau semakin rendah tekanan maka
kerapatan median semakin kecil. Pada percobaan ini alat refraktometer yang digunakan yaitu hand
refraktometer brik 0–32 % untuk m
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1.
Prinsip kerja dari refraktometer yaitu dengan memanfaatkan refraksi cahaya
(pembiasan cahaya). Refractive indeks prisma jauh lebih besar dibandingkan
dengan sampel. Jika
sample merupakan larutan dengan konsentrasi rendah, maka sudut refraksi akan
lebar dikarenakan perbedaan refraksi dari
prisma dan sample besar
dan jika sampel merupakan larutan pekat atau berkonsentrasi tinggi, maka sudut
refraksi akan kecil karena perbedaan refraksi prisma dan sampel kecil.
2.
Besarnya indeks bias larutan glukosa sebanding dengan konsentrasinya.
Semakin besar konsentrasi larutan glukosa, maka semakin besar pula indeks
biasnya. Dari kurva kalibrasi konsentrasi dan indeks bias larutan gula
diperoleh persamaan n = 0,757C + 0,387. Dengan mengaplikasikan persamaan
tersebut indeks bias sampel yang mengandung glukosa dapat dihitung yaitu dengan
konsentrasi larutan sampel sebesar 4,058 %
isi blognya bagus. tetapi kurang daftar pustakla aja :-D
BalasHapusDaftar pustakanya dong dimasukin
BalasHapus