Rabu, 04 Juni 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK II PERCOBAAN III PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN CAIRAN CARA RAMBAT KAPILER



 PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN CAIRAN  CARA RAMBAT KAPILER

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Sifat-sifat yang berhubungan dengan gaya-gaya intermolekul dalam cairan merupakan tegangan permukaan. Sifat-sifat khusus yang berhubungan dengan permukaan cairan ini menyebabkan ketidakseimbangan di sepanjang permukaan. Gaya bersihnya menimbulkan tegangan pada permukaan cairan, seolah-olah permukaan cairan tertutup oleh kulit yang ketat. Pandangan lain mengenai hal ini adalah karena molekul pada permukaan ditarik oleh banyak molekul di bagian bawahnya/sampingnya, molekul di bagian dalam cairan mempunyai keadaan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan yang di permukaan. Akibatnya, sebanyak mungkin molekul akan mengambil kedudukan dalam bagian ini.
Tegangan permukaan dapat menyebabkan suatu perbedaan tekanan antara gelembung sabun atau tetesan zat cair bagian dalam dan bagian luar. Suatu gelembung sabun terdiri permukaan film berbentuk bola yang sangat rapat. Dengan suatu lapisan tipis dan diantara zat cair. Tegangan permukaan menyebabkan film cenderung untuk melakukan pengusutan, tetapi sebagaimana gelembung menyusut, sebegitu juga ia menekan udara didalam, menambah tekanan bagian dalam , ke titik yang mencegah pengusutan lebih lanjut. Kita dapat memperoleh hubungan antara tekanan jari – jari gelembung.
Semua cairan yang menempati ruang atau wadah tertentu, akan mengalami tegangan permukaan. Untuk menentukan tegangan perukaan dari suatu cairan, dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain balans dari tegangan permukaan dan gaya gravitasi, analisa tetesan atau bentuk gelombang dan metode rambat kapiler.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diambil adalahBagaimana cara menentukan tegangan permukaan cairan dengan menggunakan metode rambat kapiler?

C.      Tujuan Praktikum
Tujuan percobaan dalam praktikum ini adalah untuk menentukan permukaan tegangan cairan dengan metode rambat kapiler.

D.      Prinsip Percobaan
Percobaan ini didasarkan pada gaya tarik antar molekul permukaan cairan dengan metode rambat kapiler



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.      Molekul Cairan
Di bagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul lain di setiap sisinya; tetapi di permukaan cairan, hanya ada molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya. Karena molekul cairan saling tarik menarik satu dengan lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya, molekul cairan yang terletak dipermukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah. Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya, dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis. Fenomena ini kita kenal dengan istilah Tegangan Permukaan (Gloria, 2011).
Cairan cenderung mengambil bentuk yang meminimalkan luas permukaannya, karena dengan demikian jumlah maksimum molekul ada pada bagian besar dan dikelilingi oleh jumlah tetangga terbanyak. Karena itu tetesan cairan berbentuk bulat, karena bulatan adalah obyek geometris dengan perbandingan permukaan/volume terkecil. Walaupun demikian, mungkin saja ada gaya lain terutama gravitasi dapat menyatakan bulatan menjadi kubangan atau larutan. Kita dapat menyatakan efek permukaan dalam bahasa fungsi Helmholtz dan Gibbs. Hubungan antara fungsi-fungsi  ini dan luas permukaan adalah kerja yang diperlukan untuk mengubah sejumlah tertentu (Atkins, 1994). 

B.       Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan menyebabkan suatu perbedaan tekanan antara gelembung sabun atau tetesan zat cair bagian dalam dan bagian luar. Suatu gelembung sabun terdiri permukaan film berbentuk bola yang sangat rapat. Dengan suatu lapisan tipis dan diantara zat cair. Tegangan permukaan menyebabkan film cenderung untuk melakukan pengusutan, tetapi sebagaimana gelembung menyusut, sebegitu juga ia menekan udara didalam, menambah tekanan bagian dalam , ke titik yang mencegah pengusutan lebih lanjut. Kita dapat memperoleh hubungan antara tekanan jari – jari gelembung.
Molekul pada permukaan suatu cairan ditarik ke dalam rongga cairan karena gaya tarik dari molekul di bawahnya lebih besar dari pada tarikan oleh molekul uap yang ada pada bagian lain dari permukaan. Tarikan ke dalam ini bila mungkin, menyebabkan permukaan berkontraksi dan menyebabkan terjadinya gaya dalam bidang permukaan. Tegangan permukaan menyebabkan terbentuknya tetesan bulat, kenaikan air dalam kapiler, dan gerak cairan lewat zat padat berpori. Zat padat juga mempunyai tegangan permukaan, tetapi lebih sukar untuk ditentukan. Kristal cenderung untuk membentuk bidang-bidang tegangan permukaan terendah (Daniels, 1994).

C.      Kapilaritas
Kapilaritas disebabkan oleh interaksi molekul-molekul di dalam zat cair. Di dalam zat cair molekul-molekulnya dapat mengalami gaya adhesi dan kohesi. Gaya kohesi adalah tarik-menarik antara molekul-molekul di dalam suatu zat cair sedangkan gaya adhesi adalah tarik menarik antara molekul dengan molekul lain yang tidak sejenis, yaitu bahan wadah di mana zat cair berada. Apabila adhesi lebih besar dari kohesi seperti pada air dengan permukaan gelas, air akan berinteraksi kuat dengan permukaan gelas sehingga air membasahi kaca dan juga permukaan atas cairan akan melengkung (cekung). Keadaan ini dapat menyebabkan cairan dapat naik ke atas oleh tegangan permukaan yang arahnya keatas sampai batas keseimbangan gaya ke atas dengan gaya berat cairan tercapai. Jadi air dapat naik keatas dalam suatu pipa kecil yang biasa disebut pipa kapiler (Sapta, 2008).
Molekul pada permukaan suatu zat cair dapat ditarik ke dalam rongga cairan karena gaya tarik dari molekul di bawahnya lebih besar dari pada tarikan oleh molekul yang ada pada bagian permukaan. Tarikan ke dalam menimbulkan ketidakseimbangan gaya tarik yang akibatnya menghasilkan resultan gaya yang bekerja ke bawah sehingga timbul tegangan permukaan. Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya persatuan panjang atau energi persatuan luas pada permukaan yang melawan ekspans dari luas permukaan. Penyataan ini ditulis dalam rumus
γ  = 
γ adalah tegangan permukaan, l adalah panjang batang. Faktor 2 adalah karena ada dua permukaan cairan. Satu terdapat dibagian muka dan yang satu terdapat dibagian belakang (Nagatin, 1996).
Kapilaritas adalah gejala zat cair melalui celah-celah sempit atau pipa rambut. Celah-celah sempit atau pipa rambut ini sering disebut pipa kapiler. Gejala kapilaritas disebabkan adanya gaya adhesi atau kohesi antara zat cair dengan dinding celah itu. Akibatnya, bila pembuluh kaca dimasukkan dalam zat cair, permukannya menjadi tidak sama.
Kapilaritas merupakan peristiwa naik atau turunnya zat cair pada bahan yang terdiri atas beberapa pembuluh halus akibat gaya adhesi atau kohesi, misal naiknya minyak pada sumur (Tiara, 2011).
Kapilaritas merupakan peristiwa naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler (pipa sempit). Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi antara zat cair dengan dinding kapiler.
Gaya Kohesi merupakan gaya tarik menarik antara molekul dalam zat yang sejenis, sedangkan gaya tarik menarik antara molekul zat yang tidak sejenis dinamakan Gaya Adhesi. Misalnya kita tuangkan air dalam sebuah gelas. Kohesi terjadi ketika molekul air saling tarik menarik, sedangkan adhesi terjadi ketika molekul air dan molekul gelas saling tarik menarik (Nursaadah, 2011).



BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.      Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
-          Pipa kapiler
-          Corong
-          Picnometer
-          Gelas kimia 250 ml
-          Botol semprot
-          Mistar
-          Pipet tetes
-          Filler
-          Spatula
-          Pipet volume
-          Timbangan
-          Gelas timbang
-          Labu ukur
Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
-          Aquades
-          Alkohol
-          Aseton
-          Larutan garam dapur 5 %
-          Larutan detergent 5 %
Viskosimeter
B. Prosedur Kerja
-          Dicuci dengan aquades, alcohol dan aseton
-          Dikeringkan
-          Dibilas dengan larutan yang akan diperiksa
-          Diisi tabung T dengan cairan

-          Diisi tabung T dengan cairan
-          iisi tabung T dengan cairan

-          Dibilas dengan larutan yang akan diperiksa.

 




 
     
Aquades
r dan γ = …..?
Alkohol
Aseton
NaCl 5 %

Detergen 5%

-          Dibiarkan viskosimeter tercelup
-          Ditiup
-          Dibiarkan cairan merambat naik
-          Dibaca skla h1 dan h2
-          Dilakukan pengukuran nilai h setiap sampel 3 kali
-         Dihitung  r dan γ setiap sampel dengan cara piknometer






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Data Pengamatan
No.
Sampel
Ketinggian h (cm)
Volume
(mL)
Massa picnometer + isi
(gram)


Massa isi (gram)
h1
h2
h1-h2
1.
Aquades
18,3
7,0
11,3
50,144
80, 21 
49,69
2.
Alkohol
18,3
6,3
12 
50,144
69,41
38,89
3.
Aseton
18,3
5,7
12,6
50,144
70,29
39,77
4.
Detergen 5%
18,3
4,2
14,1
50,144
81,63
51,11
5.
Garam Dapur 5%
18,3
6,7
11,6
50,144
 81,70
51,18

Ket:     g = gaya gravitasi = 9,8 m/s2
                        r = jari-jari pipa kapiler  = 0,05 cm        
berat picnometer kosong  = 30,5 gram
B.       Perhitungan
a.    Untuk Aquades
v  Massa Jenis Aquades
                


v   Tegangan Permukaan Aquades
                    =
                        =
b.    Untuk Alkohol
v  Massa Jenis Alkohol
                  
v  Tegangan Permukaan Alkohol
                   =
                              =
c.    Untuk Aseton
v  Massa Jenis Aseton
                  
v  Tegangan Permukaan Aseton
                          =
                                    =  
d.   Untuk Larutan Garam dapur 5%
v  Massa Jenis Larutan Garam 5%
                    
v  Tegangan Permukaan Larutan Garam 5%
                          =
e.    Untuk Larutan Detergen 5%
v  Massa Jenis Larutan Detergen 5%
                 
v  Tegangan Permukaan Larutan Detergen 5%
                    =

C. Pembahasan           
Praktikum kali ini dilakukan dilakukan untuk menentukan tegangan permukaan cairan dengan metode rambat kapiler. Percobaan ini berdasarkan pada prinsip bahwa terjadi gaya tarik tarik antara permukaan cairan dengan metode rambat kapiler. Tegangan permukaan didefenisikan sebagai gaya persatuan panjang pada permukaan yang melawan ekspansi dari luas permukaan. Tegangan permukaan cairan dapat ditentukan dengan berbagai metode, salah satunya adalah dengan metode rambat kapiler. Kenaikan cairan dalam kapiler yang tercelup sebagian dalam cairan dapat ditentukan dan digunakan untuk menghitung tegangan permukaan dengan cukup teliti. Nilai yang kurang teliti dari tegangan permukaan di dapat dari penentuan pada permukaan cairan yang bergerak.
Untuk menentukan tegangan permukaan cairan dengan menggunakan metode rambat kapiler pada percobaan ini, digunakan beberapa jenis sampel yaitu aquades, alkohol, aseton, larutan garam dapur 5 % dan detergent 5%. Sebelum pipa kapiler digunakan terlebih dahulu pipa kapiler dicuci dengan menggunakan aquades, alkohol dan aseton. Hal ini dilakukan untuk mengaktifkan pipa kapiler sehingga kotoran yang menempel pada pipa kapiler dapat dikeluarkan. Kemudian masing-masing larutan tersebut dimasukan dalam pipa kapiler secara bergantian. Larutan pertama yang diuji adalah aquadest. Setelah air telah berada dalam kapiler, selang yang menghubungkan viskosimeter yang menuju permukaan cairan/larutan ditiup. Peniupan tersebut merupakan salah satu untuk memberikan tekanan atau tegangan pada aquadest, sehingga aquadest dapat naik ke atas dan mengalami efek kapiler. Hal ini juga dilakukan pada pengujian alkohol, aseton, NaCl 5% maupun detergent 5%.
Berdasarkan konsep awal bahwa larutan akan mengalami kenaikan yang berbanding lurus dengan gaya antara molekulnya yang tinggi. Artinya, semakin besar gaya yang bekerja maka semakin tinggi pula larutan tersebut kenaikan. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil gaya yang bekerja pada larutan tersebut maka semakin kecil pula larutan tersebut mengalami perubahan kenaikan. Pada percobaan ini, larutan yang mengalami perubahan ketinggian paling besar dibanding dengan larutan yang lainnya adalah larutan detergen 5%. Hal ini dibuktikan pada percobaan ini, dimana diperoleh data kenaikan tinggi detergen 5% dengan nilai yang paling besar, yaitu 14,1cm.  
Hal tersebut disebabkan karena gaya antara molekul-molekul dalam larutan detergen jauh lebih besar dibandingkan larutan yang lainnya sehingga terjadi perubahan kenaikan tinggi yang lebih besar.
Pada penentuan massa jenis larutan sangat ditentukan oleh besar kecilnya massa serta volume larutan masing-masing. Massa jenis larutan berbanding terbalik dengan volume larutan. Massa jenis larutan juga mengalami perbedaan-perbedaan tergantung dari besarnya massa larutan dengan volume yang tetap yaitu 50,144 ml.
Berdasarkan perhitungan, massa jenis aquades adalah 0,991 g/mL, massa jenis alkohol adalah 0,7755 g/mL,  massa jenis aseton adalah 0,793 g/mL, massa jenis larutan garam dapur 5% adalah  1,0114 g/mL, sedangkan massa jenis detergen 5% adalah 1,010 g/mL.   
BAB V
SIMPULAN
Dari hasil pengamatan, pembahasan dan tujuan percobaan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tegangan permukaan pada aquades, alcohol, aseton, larutan NaCl 5%, dan larutan detergen 5% berturut-turut sebesar 0,0005486 N/m 0,00228 N/m    0,0002448    0,57478 N/m dan 0,6977 N/m  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar